Salam Tahun Baru...
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Karun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada
padaku." Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah
membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak
mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa
itu, tentang dosa-dosa mereka.
Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya.
Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita
mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia
benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar."
Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu,
pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh,
dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang- orang yang sabar."
Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada
baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia
termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).
Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu,
berkata: "Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki
dari hamba-hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan
karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai
benarlah, tidak beruntung orang- orang yang mengingkari (nikmat Allah)."
~ Al Qashash : 77-82~
Pernah dengar tentang sahabat yang bekerja biasa-biasa, berjawatan biasa-biasa, bergaji ala-ala kadar tapi mampu hidup dengan tenang?
Pernah dengar tentang sahabat yang kerjayanya gah, jawatannya gah, bergaji gah dan lagi dan lagi namun hidup berkeluh kesah?
Adakah sudah diatur, bila kita memiliki sesuatu kemudahan, kita perlu menerima satu kesempitan? Atau itu semata-mata dari sikap kita sendiri?
Lihatlah bagaimana kita mengatur hidup? Sesudah diberikan nikmat, bagaimana kita bersyukur dengan nikmat yang diberi? Adakah kita menguatamakan kehendak yang lebih wajar didahulukan atau kita meletakkan kehendak diri sendiri terawal dalam perancangan hidup kita? Dalam hidup ini, kita sudah terbiasa untuk selalu berdoa memohon kelapangan dalam hidup. Lapang dalam anugerah rezeki, lapang dalam masa berkualiti…juga lapang dalam soal keringanan hati. Namun, kenapa kita sering sahaja tidak merasa lapang? Adakah doa-doa itu satu pun tidak dikabulkan atau… kerana sikap kitalah, kita merasakan segala-galanya sempit?
Adakah ALLAH tidak pernah memberi? Adakah Dia tidak pernah mengerti? Atau adakah kita yang terlalu berkira dengan nikmat yang telah dipinjamkanNya itu sehingga kita merasakan segala-galanya itu adalah atas usaha kita semata-mata lalu kita menjadi begitu kikir untuk mengembalikan nikmat itu kepadaNya. Lalu kita melupakan siapakah yang memberikan rezeki itu.. Jangan sampai kita memiliki sifat Karun di dalam diri ini. Nauzubillah…
No comments:
Post a Comment